PANDANGAN tentang ALAM SEMESTA pada ZAMAN PRIMITIF
Masa itu tidak statis akan tetapi dinamis, begitupun
kemajuan-kemajuan yang ada didalamnya. Hal ini sangat mempengaruhi pola pikir
atau tingkat pengatahuan pada setiap masa tersebut. Sepanjang sejarah yang ada,
pandangan manusia terhadap alam semesta selalu berubah-ubah. Manusia pada zaman
purba telah banyak mengenal dan mempelajari bintang-bintang dan planet-planet
di alam raya ini. Sehingga tidak heran apabila sudah mengenal tentang
waktu-waktu yang semua didasarkan terhadap peredaran benda langit.
Seiring dengan bergulirnya waktu,
manusia telah menyimpulkan hal-hal yang dilihatnya sehingga memunculkan
teori-teori yang sesuai dengan pengamatannya. Teori yang pertama kali muncul
adalah teori egosentris. Teori ini muncul sudah cukup lama sekitar 5000 tahun
yang lalu atau abad ke-30 SM. Teori ini bermula ketika manusia melihat angkasa
dan terjadi banyak hal yang menakjubkan. Sehingga mereka mulai memikirkan
tentang apa yang terjadi diangkasa dan pola berfikirnya selalu diliputi rasa
tahayul.
Kedip cahaya diterjemahkan oleh
orang zaman dahulu sebagai kabar dari dewa akan datangnya sebuah takdir yakni
keberuntungn atau nasib sial. Hadirnya komet, gerhana dimaknai dengan berbagai
penafsiran akan datangnya suatu kejadian atau peristiwa. Biasa nya gerhana
dipercaya terjadi karena benda itu dimakan oleh BataraKala, seorang dewa yang
berwujud raksasa, dan masih banyak lagi kejadian-kejadian di angkasa yang
ditafsiri dengan berbagai macam pertanda terjadinya suatu hal. Begitupun dengan
peredaran benda langit di angkasa, sehingga memunculkan teori egosentris.
Teori Egosentris ini lahir
berdasarkan pengalaman manusia bediri didataran bumi yang luas, dia memandang
ke langit biru yang nampak dimata bagaikan lingkaran raksasa, melengkung yang
berbatas pada suatu garis yang melingkar luas bundar, yang kemudian disebut
dengan “kaki langit” atau horizon, cakrawala, atau ufuk. Pada segala penjuru
dikaki langit ini, diamati dan dibandingkan, kemudian terasalah oleh manusia
itu, bahwa jarak kaki-kaki langit dengan dirinya sendiri semuanya nampak sama
jauhnya. Maka timbullah anggapan bahwa dimana dia berdiri memandang alam raya
ini disitulah yang menjadi titik pusat dari lingkaran raksasa bola langit yang
sedang diamatinya itu.
Sehingga definisi teori
egosentris adalah suatu paham yang
beranggapan, bahwa yang harus dititik pusat dari segala-galanya di alam raya
pada bola langit ialah manusia itu sendiri dimana dia sedang berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar