Senin, 12 Maret 2012

Paham Egosentris


PANDANGAN tentang ALAM SEMESTA pada ZAMAN PRIMITIF

Masa itu tidak statis akan tetapi dinamis, begitupun kemajuan-kemajuan yang ada didalamnya. Hal ini sangat mempengaruhi pola pikir atau tingkat pengatahuan pada setiap masa tersebut. Sepanjang sejarah yang ada, pandangan manusia terhadap alam semesta selalu berubah-ubah. Manusia pada zaman purba telah banyak mengenal dan mempelajari bintang-bintang dan planet-planet di alam raya ini. Sehingga tidak heran apabila sudah mengenal tentang waktu-waktu yang semua didasarkan terhadap peredaran benda langit.
            Seiring dengan bergulirnya waktu, manusia telah menyimpulkan hal-hal yang dilihatnya sehingga memunculkan teori-teori yang sesuai dengan pengamatannya. Teori yang pertama kali muncul adalah teori egosentris. Teori ini muncul sudah cukup lama sekitar 5000 tahun yang lalu atau abad ke-30 SM. Teori ini bermula ketika manusia melihat angkasa dan terjadi banyak hal yang menakjubkan. Sehingga mereka mulai memikirkan tentang apa yang terjadi diangkasa dan pola berfikirnya selalu diliputi rasa tahayul.
            Kedip cahaya diterjemahkan oleh orang zaman dahulu sebagai kabar dari dewa akan datangnya sebuah takdir yakni keberuntungn atau nasib sial. Hadirnya komet, gerhana dimaknai dengan berbagai penafsiran akan datangnya suatu kejadian atau peristiwa. Biasa nya gerhana dipercaya terjadi karena benda itu dimakan oleh BataraKala, seorang dewa yang berwujud raksasa, dan masih banyak lagi kejadian-kejadian di angkasa yang ditafsiri dengan berbagai macam pertanda terjadinya suatu hal. Begitupun dengan peredaran benda langit di angkasa, sehingga memunculkan teori egosentris.
            Teori Egosentris ini lahir berdasarkan pengalaman manusia bediri didataran bumi yang luas, dia memandang ke langit biru yang nampak dimata bagaikan lingkaran raksasa, melengkung yang berbatas pada suatu garis yang melingkar luas bundar, yang kemudian disebut dengan “kaki langit” atau horizon, cakrawala, atau ufuk. Pada segala penjuru dikaki langit ini, diamati dan dibandingkan, kemudian terasalah oleh manusia itu, bahwa jarak kaki-kaki langit dengan dirinya sendiri semuanya nampak sama jauhnya. Maka timbullah anggapan bahwa dimana dia berdiri memandang alam raya ini disitulah yang menjadi titik pusat dari lingkaran raksasa bola langit yang sedang diamatinya itu.
            Sehingga definisi teori egosentris  adalah suatu paham yang beranggapan, bahwa yang harus dititik pusat dari segala-galanya di alam raya pada bola langit ialah manusia itu sendiri dimana dia sedang berada.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar